Langsung ke konten utama

Pedang Arab itu Lurus atau Melengkung? Cek Faktanya Disini

Mendengar pedang Arab, pikiran kita akan tertuju pada Pedang Zulfikar atau Al-Ayubi. Hal itu tidak sepenuhnya salah karena memang pedang Arab yang terkenal itu yang kedua pedang itu. Masalahnya, bentuk pedang yang kita kenal dan beredar di dunia maya saat ini, apa benar itu bentuk aslinya?

Faktanya, pedang yang dibuat dan digunakan oleh bangsa Arab saat itu adalah pedang lurus bermata dua. Beberapa ditemukan memiliki bilah melengkung, namun sejatinya itu bukanlah pedang buatan bangsa Arab.  Itu adalah pedang bangsa Turk (atau Tartar) yang dimiliki oleh orang Arab. Bisa saja pedang itu dibeli dari orang-orang Turk ataupun pedang rampasan perang, biasanya pedang ini memiliki dekorasi mewah seperti sarung pedang dan gagangnya yang bertaburan intan permata. Ini menandakan pedang tersebut sangat berharga karena memang jumlahnya tidak banyak di jazirah Arab pada waktu itu.

Pedang Arab  | lihat sumbet gambar: Look and Learn | detail lisensi 

Lantas bagaimana dengan pedang yang sekarang digunakan oleh orang Arab, bilahnya jelas-jelas melengkung?

Jawaban dari pertanyaan itu agak panjang, berikut uraiannya.

Tertarik untuk memiliki Pisau Dapur buatan Jepang yang tajam ... klik disini

Di Arab, pedang dinamakan Saif, baik itu tajam di satu atau dua sisi. Pedang Saif memiliki bilah lurus dan tajam di dua sisi. Pedang Arab berasal dari Yunani kuno yang bernama xiphos, di Arab menjadi saif. Saif memiliki bilah yang lurus dan tajam di kedua sisi. Bentuk dan ukurannya berbeda-beda, tergantung pada kabilah (keluarga), namun pedang-pedang itu memiliki bilah yang lurus, bermata dua serta besar dan lebar dengan gagang untuk satu tangan. Ciri khas dari pedang ini adalah pelindung tangan (halq) silang yang berbentuk bintang empat sisi, terkadang sisi yang melintang melengkung ke atas. Bilah pedang yang terbuat dari besi disebut saif anith sedangkan yang terbuat dari baja disebut saif fulath atau muzakka.

Lebar bilah berariasi, bahkan ada beberapa pedang saif yang memiliki bilah yang sangat lebar, sebanding dengan tiga bilah lebar. Pedang saif tajam di kedua sisi (bermata dua) namun tumpul ke ujung, nampaknya pedang ini bukan dimaksudkan untuk menusuk melainkan menebas.

Klik untuk melihat pedang Saif Badawi

Gagangnya melengkung ke ujung dan hanya diperuntukan dipegang oleh satu tangan, namun tak sedikit orang Arab menggunakan pedang saif dengan dua tangan meskipun gagangnya cupup pendek untuk dipegang dua tangan. Pelindung pedang lurus melintang membentuk sebuah salib, dengan penjepit di bagian atas agar pedang tidak mudah lepas dan terjatuh disaat disarungkan.

Sampai abad ke-7 M, saif dibawa dengan cara diselendangkan di punggung karena ukurannya yang panjang dan besar. Saat dinasti Abbasiyah berkuasa di abad ke-8, bilah saif dibuat lebih tipis sehingga beratnya jadi ringan. Meskipun bilahnya dibuat lebih tipis, namun pedang saif ini terkenal kuat dan tajam. Rahasia dibalik kehebatan pedang saif tipis ini, pedang ini dibuat dengan menggunakan baja wootz yang banyak diperdagangkan di Damaskus.

Tertarik dengan golok super tajam (cocok untuk sembelih hewan qurban) ... klik disini

Baja wootz merupakan baja terbaik di dunia. Baja ini diimpor dari India dan merupakan baja terbaik di Dunia, jenis baja ini sudah tidak ada sekarang. Terbuat dari baja wootz belum menjadikan pedang saif sebagai pedang istimewa, pasalnya baja India menjual baja wootz hampir ke seluruh dunia bahkan sampai Cina di timur jauh. Yang menjadikan pedang saif istimewa adalah karena bilahnya ditempa menggunakan teknik tempa khusus dari Damaskus. Dengan bahan kualitas terbaik (baja wootz) dan ditempa dengan teknik terbaik (teknik tempa Damaskus), terciptalah pedang saif yang memiliki daya tahan yang tangguh, tidak mudah pecah, sangat tajam setelah diasah (dikabarkan mampu merobek baju zirah dan perisai besi) dan memiliki mata pisau yang ulet.

Dengan ukuran pedang saif yang lebih pendek dan ringan, prajurit kini membawa pedang saif dengan cara menyarungkannya di pinggang. Di masa ini pula, pedang bermata satu mulai digunakan namun bilahnya masih lurus. Saif terdahulu yang memiliki bilah yang lebar dan besar masih digunakan oleh beberapa kelompok yang kemudian disebut pedang saif badawi. Pedang Saif Badawi digunakan kembali di kemiliteran di masa Kesultanan Mamluk.

Setelah kedatangan tentara Mongol yang meluluh-lantahkan Bagdad (abad ke-13 M), terjadi akulturasi budaya antara bangsa Turk (Tartar) dan Mongol dengan bangsa Arab. Saif yang tadinya lurus dibuat melengkung (pedang bilah lengkung muruakan ciri khas pedang dari bangsa Turk dan Mongol) dengan menambahkan bulatan kecil di ujung gagang pedang. Bulatan kecil ini berfungsi untuk menjaga pedang agar tidak mudah lepas dari genggaman tangan. 

Pedang Saif | lihat sumber gambar: Wikimedia Commons | detail lisensi
Pedang untuk pasukan berkuda (kavaleri) dibuat lebih panjang dengan ujung yang lebih melengkung dari pedang yang dibawa oleh pasukan pejalan kaki (infantri), pedang ini kemudian dinamakan pedang shamshir. Saat ini, pedang saif  merujuk pada pedang lengkung Arab yang digunakan oleh pasukan pejalan kaki (infantri) sedangkan shamshir merujuk pada pada pedang lengkung Arab yang digunakan oleh pasukan berkuda (kavaleri).

Pedang Shamshir | lihat sumber gambar: Wikimedia Commons | detail lisensi
Pedang saif dan pedang shamshir tidak hanya digunakan oleh pasukan militer, masyarakat sipil juga menggunakan pedang saif dan pedang shamshir untuk melindungi diri saat melakukan perjalanan jauh terutama ketika berdagang ke luar daerah. Kaum pedagang pulalah yang membuat pedang saif dan pedang shamshir jadi populer di berbagai belahan dunia. Meskipun telah beralih ke pedang melengkung, pedang saif lurus masih digunakan terutama di Hadramaut (kini Yaman dan Oman).

Beberapa shamsir memilki bilah yang lebar seperti dadao Cina. Meskipun memiliki bentuk dan penampilan yang berbeda, tidak ada istilah khusus yang membedakan pedang ini dengan shamshir pada umumnya. Shamshir dengan bilah lebar ini sering muncul di dalam film-film animasi barat yang menggambarkan scimitar dari Timur Tengah, kenyataanya pedang ini tidak sepopuler pedang shamshir bilah tipis. Saat ini, pedang shamsir bilah lebar digunakan sebagai salah satu alat dalam tarian belly dance di timur tengah, pedang ini disebut baladay scimitar.

Komentar